Derita Pecinta

Cinta identik dengan derita. Gambaran Cinta yang penuh romansa bukan naturalitas realita.
Derita yang dibius Cinta tak mampu diungkap dialektika maupun air mata.

Nama yang diukir Cinta membengkak hingga menutupi jiwa si pecinta.

Mencintai berarti mengibaskan batas. Mentransformasi "Aku" dan "Kamu" menjadi "Kita".

Cinta tak bersandar pada bukti etis. Ia membangun ruang tanpa senyum, tanpa kata dan tanpa apapun.

Apa yang berusaha diungkap Cinta selalu tak bisa diwakilkan oleh kata. Memaksakannya hanya membuat pecinta terlihat bodoh atau gila.

Cinta bagaikan napas. Mencintai adalah bernapas. Sebagian manusia menghisap udara kehidupan, sebagian lain menghirup asap kematian.

Berpikir hendaknya tanpa embel-embel Cinta. Berpikir itu membongkar tatanan idealisme, sementara Cinta berkehendak untuk menerima segalanya tanpa dasar.

Sebarkan

0 Sanggahan:

Posting Komentar