Perangdingin
  • Home
  • Opini
  • Fakta
  • Syair
  • Sampah
  • Quotes
  • Poto-Poto
Semalam alam meranggas, sampai pagi masih lungkrah. Hampir semua lenyap, rindu tak tahu harus kemana.

Terpaksa hidup sendiri, tanpa pembela dan tanpa teman. Rindu menjaga dirinya, karena terik fajar sering menghempas.

Rindu menjaga ambing, berisikan dirinya. Rindu menyelami samudera, menemukan dirinya. Rindu menggores obituari, berakhir pada dirinya.

Jalan-jalan rindu tak bak ngarai. Ia pun tak peduli. Hingga suatu ketika semburat terpercik, semula buta jadi tanpa warna, semula bisu jadi tanpa kata, semua tuli jadi tanpa nada.

Jika ada selain Tuhan yang mampu sendiri dan tak butuh lagu, ialah rindu.
Cemburu, dorongan jiwa yang hadir bukan karena perkembangan zaman maupun pengaruh teknologi, tapi sudah lebih lama menemani sejarah manusia. Beberapa literatur sejarah menceritakan konflik yang sampai berakhir pada kematian dikarenakan cemburu terabaikan. Bahkan anak dari nenek moyang manusia(Adam), diceritakan saling bunuh karena kecemburuan.

Banyak manusia cemburu, sasarannya tak berdasarkan jenis kelamin. Itu pertanda bahwa dorongan kecemburuan tak semata-mata stimuli fisikal tapi Bathin. Cemburu. Subjeknya terikat vibrasi emosional. Bisa lahir dari hawa napsu, bisa juga dorongan intelektual. Cemburu biasanya hadir karena merasa diremehkan, menganggap si objek (yang dicemburui) lebih mementingkan sesuatu yang lain.

Kebanyakan, orang cemburu karena meremehkan dirinya. Menganggap dirinya terlalu kerdil untuk diutamakan. Sehingga tak mampu menerima kenyataan yang seharusnya wajar-wajar saja, dorongan “Minder” berimplikasi pada kecurigaan terhadap pasangan atau orang-orang yang dianggap dekat.

Pencemburu bisa berubah jadi pribadi lain, karena cemburu menundukkan nalar dan mengintegrasi ego ke semua saluran pikiran. Manusia yang dominasi raganya menguasai intelektualnya adalah sasaran empuk, target genosida kecemburuan emosional atas jiwanya. Di situ seseorang mengalami dis-orientasi, dampaknya bisa kepada psikis, tidak jarang yang bunuh diri karena hal semacam ini.


Secara umum, cemburu hanya ada dua jenis: cemburu beralasan dan tidak beralasan. Wanita sering cemburu tak beralasan. Mengapa? Karena sering mengabaikan faktor-faktor logis. Kecemburuan yang terabaikan sering kali menuai kekerasan fisikal atau kekecewaan jangka panjang. Cemburu, baik yang beralasan maupun yang tidak. Dimensinya tetap imajiner, tapi pertikaiannya nyata.

Meredakan kecemburuan dengan balasan prilaku menyimpang, hanya memuaskan hasrat sementara. Efek sampingnya lebih parah. Berusaha menutupi sakit hati kecemburuan dengan kejahatan, sama saja menghukum diri untuk kedua kalinya. Pertama, diri sebagai victim dari objek(yang dicemburui), kedua: diri menjadi korban pengikisan nilai-nilai positif yang telah dipupuk sejak lama, oleh Subjek.(menjadi Subjek sekaligus Objek kezaliman).

Mewajarkan kecemburuan, tak berarti mewajarkan balas dendam. Cemburu yang memenuhi syarat adalah dorongan manusiawi. Balas dendam hanya karena pemenuhan hasrat kezaliman adalah dorongan hewani.



Bila merasa diri anda terlalu kerdil untuk diutamakan, jangan berharap kepada orang lain untuk menjaga hati anda, jika ada yang paling berhak menjaga hati anda, ya itulah anda. Dan bila merasa hati anda bagai berlian yang terlalu berharga untuk disakiti, jangan sekali-kali menitipkannya kepada penggemar batu kali.
Kontroversi telah menjadi trend lembaga produksi berita atau media-media online yang intens memberi opini tentang sebuah fenomena. Biasanya Pro dan kontra atau polemik muncul karena ada dua pandangan yang saling bertentangan. Ini kalau jujur.

Tapi memalukan bila dua media yang sepertinya bertentangan dalam opini, justru secara kasat mata terlihat saling main mata, berlagak bertentangan. Padahal tujuannya menjual kontroversi, bukan kedalaman analisa dan akurasi berita.

Ini pembodohan, eksploitasi kehebohan, dan keculasan. Pembaca lambat laun akan tahu. Bila media ini tidak kembali kepada kejujuran, maka akan dianggap tong sampah. Sayang sekali. Memang mudah dipahami, sok menolak sebuah issue mainstream memang cara ampuh untuk mengangkat issue itu. Polemik dua pihak media memang nikmat untuk jadi tontonan.

Dengan ini, lahirlah media penengah yang seolah-olah berkehendak untuk memberikan wawasan atau gagasan orisinil terhadap sebuah kejadian, padahal hanya rekonstruksi minor dari gagasan-gagasan yang sudah umum. Hanya mencampur opini geli-geli basah dalam kubangan berita yang sudah ramai diperbincangkan. Media itu hadir di tengah masyarakat dunia maya untuk menancapkan eksistensi sebagai media SUPER NETRAL padahal cuma CARI VIRAL. 

Memberikan gambaran realitas yang sudah ditambah-kurangkan dengan adonan bumbu copy-paste dari media international yang lebih popular. 

Media macam ini lahir premature. Semula dikerjakan karena iseng, untuk mengisi waktu luang, tidak memiliki latar belakang jurnalistik. Media ini mendadak ngetop karena menjiplak nama besar media ekstrimis. Membuat rekayasa tokoh yang seakan-akan memiliki gagasan yang berbeda, padahal hanya menjadikannya sebagai alat tukar visitor agar viewernya bertambah dan Dollar dari adsense-nya terus bertumpuk. Berdrama dengan saling sanggah, bertikai untuk memperkuat rantai. Inilah yang disebut "Ikatan Cinta Imagi dalam Kontroversi Opini". Its All About Bussines Mabro!

Tampak jelas dari postingan berita-beritanya yang hasil comotan dari media lain, terjemahan google yang pas-pasan dan kualitas redaksi alakadarnya. Jualannya bukan kedalaman analisa, tapi kontroversi, tak peduli efek dan relevansinya.

Inilah prahara jurnalistik.
Ironi modernitas. Mengulas sisi gelap di balik gedung-gedung mewah, hamparan jalan protokol, pabrik olahan industri, lembaga-lembaga produsen rupiah dan segala bentuk tampilan ukiran kapitalisme. "Ironi pengangguran". Ada ada apa dengan mereka?.


Keynes hanya mengulas sisi ini dalam perspektif penanggulangannya, padahal tak selamanya pengangguran harus diatasi, bukan kebijakan ketika harus selalu memposisikan para pengangguran sebagai objek negasi sosial, yang dengan itu, seakan-akan manusia pengangguran disepakati sebagai "Stengah Manusia".



Pengangguran harus diberikan penghormatan sosial. Minimal mereka bukan kompetitor dalam dunia kerja bagi karyawan atau pegawai. Tidak ada orang waras yang berkeinginan menjadi pengangguran. Karena "melakukan sesuatu" adalah dorongan nalar. Tidak ada pengangguran sejati. Setidaknya sibuk nganggur sambil memikirkan "harus sibuk apa?", adalah reaksi normatif.



Sebagian penganggur krn diputus relasi, sebagian karna memutus relasi. Ada yang bukan keduanya, biasanya pemikir atau anak orang kaya. Jgn bebankan para pengangguran dgn menyuruh mrk cari kerja. Jika tak mampu memperkerjakan mrk, minimal anggap mrk punya kesibukkan.



Andai mencari kerja semudah menyuruh orang untuk cari kerja, tentu tak akan ada pengangguran. Memposisikan para pengangguran sebagai barang rongsokan sama saja mencaci masa lalu, mencaci masa lalu adalah bentuk ketidak siapan menerima diri yang saat ini.



Para pengangguran mungkin memiliki doa yang tidak terkabul, minimal dengan sebuah harapan ia mampu hidup walaupun tidak dianggap benar-benar hidup. Pengangguran bukanlah ancaman bagi peradaban, karena yang sesungguhnya berbahaya adalah para pekerja yang terkontaminasi virus kapitalisme modern, bermental lembaran-lembaran rupiah dan numerik saldo, mencontreng kemerdekaan jiwa dengan ketertundukkan kepada material.



Berikan hak hidup terhormat bagi para pengangguran, karena mereka adalah bagian dari pilar-pilar terdepan yang membangun peradaban. Bayangkan apabila semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, tentu tidak akan ada yang peduli dengan masa depan sejarah.



Para pengangguran menduduki posisi penting dalam hal ini. Berkat mereka lahir gagasan-gagasan neo rekonstruktif, karena mereka pula dunia jadi lebih berwarna.



"Pengangguran yang bijak adalah pengangguran yang tidak pernah menyibukkan dirinya untuk mencari kerja".



Sebagian dari mereka bertahan hidup dengan cara yang tak terjangkau panca indera kaum apatis, sebagian lain mengorbankan dirinya, agar manusia selainnya dapat hidup dengan claim mulia sebagai "Karyawan" atau "Buruh", atau yang lebih elit sedikit "Waitress".



Dan sebagian dari para pengangguran adalah orang-orang yang overqualified, hanya saja claim sosial terbangun berdasarkan merk baju, jenis mobil dan ukuran payudara.


Belajarlah tentang arti kebahagiaan dari mereka yang menderita. 

Belajarlah tentang arti kebersamaan dari dia yang sering sendiri. 

Belajarlah tentang arti ketulusan dari mereka yang dikhianati.

Belajarlah tentang arti pendidikan dari mereka yang tak punya biaya sekolah.

Harapan mereka sederhana, tak terpropaganda kata. Hidup mereka tercerai dari rasa bangga diri. Dunia yang mereka lihat tak sepenting cara mereka bertahan hidup.
Langganan: Postingan ( Atom )
Follow @perangdingin
Tweets by perangdingin

Cukup Diminati

  • Mantan sejati, bbm over confidence
    Lagi galau sendirian, tiba-tiba disapa mantan Jujuran aja ya, gue sangat senang kalo dalam keadaan ke...
  • Ketika Handdryer Bertasbih
    “WOI SIALAN!! JANGAN LARI LO BAN*S*T!!”, *kabur*. Barusan adalah sederetan kata-kata yang dilantunkan seorang kondektur metromini wa...
  • Never Ending Nightmare
    Inget aja kalo semua yang ada sekarang bakal ilang. Menuju sebuah akhir dari segala jenis perjalanan, segala jenis dilema, dan segala jenis...
  • Derita Pecinta
    Cinta identik dengan derita. Gambaran Cinta yang penuh romansa bukan naturalitas realita. Derita yang dibius Cinta tak mampu diungkap dia...
  • Bahagia Itu Sederhana
     Artikel ini ditulis oleh salah seorang temen gue yang udah gue anggap seperti saudara gue sendiri. Doi banyak ngisi waktu-waktu dala...
  • Tuhan Sutradara Film Kartun
    Berbicara ihwal Tuhan, pada hakikatnya, sadar atau tidak sadar, tidak akan terlepas dari eksistensi segala ciptaan, alam yang terbentang l...
  • Cadel Edisi Revisi
    Kalo cerita ga perlu panjang-panjang yang penting poinnya bisa tersampaikan. Jangan seperti asap rokok wismilak yang ngebul tapi d...
  • Kisah Pangeran dan Istri langit
    Suatu ketika disatu tempat didaerah timur tengah hidup seorang pangeran tampan nan gagah, suatu hari ia sedang berburu hewan liar di ten...
  • Risalah Atheis
    Pencarian data ini gue lakuin kurang lebih 8 taunan. Gue rada kepo sama orang yang ga percaya Tuhan, yang biasa kita sebut dengan "Ath...
  • "Tauhid" Bukan Bertuhan
    Bertuhan adalah menempatkan posisi diri sebagai sesuatu yang dipantau oleh kekuatan lain selain dirinya. Dalam kondisi itu, manusia berada ...

Cukup Penting!

Agama Tak Perlu Benar

Hasrat menyembah sesuatu sama pentingnya dengan hasrat seksual. Keduanya adalah kebutuhan fundamental bagi manusia. Hasrat seksual jangan d...

Followers

Sponsor

Kambing Bang Hoody
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright 2014 Perangdingin.
Designed by OddThemes