"Tauhid" Bukan Bertuhan

Bertuhan adalah menempatkan posisi diri sebagai sesuatu yang dipantau oleh kekuatan lain selain dirinya. Dalam kondisi itu, manusia berada dalam kondisi menyembah sesuatu yang dianggap memantaunya. Aktifitas Bertuhan membagi manusia menjadi tiga golongan, yang pertama adalah kelompok yang menuhankan sesuatu yang lebih rendah dari dirinya. Ini jenis manusia yang kondisi jiwanya memprihatinkan, karna harus bergantung pada harapan hampa yang diukirnya pada kayu imajinasi.

Yang kedua adalah kelompok ordinary, type bertuhan yang menjunjung tinggi kesetaraan sosial, jenis penyembahan sejenis (homotheis), pelakunya terbiasa takut dengan manusia lainnya sampai pada satu titik fatal, ia berada dalam kondisi dizalimi atau malah menzalimi.

Yang ketiga adalah kelompok legendary, type bertuhannya paling rasional, karna mereka hanya ingin patuh pada sesuatu yang berada di atasnya. Pelakunya sering kali melakukan pemaksaan kepercayaan agar orang lain turut mengikuti konsep bertuhannya, cenderung represif dalam syiar ketuhanan. Heboh promo bargain Tuhan, tak jarang memandang orang lain yang tak seperti mereka sebagai manusia terpuruk yang harus segera diselamatkan.

Alhasil, dari ketiga jenis aktifitas bertuhan, manusia pada dasarnya memiliki kehendak menyembah sesuatu, hanya saja tidak semuanya terikat oleh konsep hirarki risalah (agama), sehingga tidak tampak seperti orang bertuhan. Karna aktifitas bertuhan mengisi ruang privasi dalam diri seseorang, apapun caranya tak mampu dikiritisi.

Ketiga jenis aktifitas tersebut merupakan kehendak natural yang dialami hampir semua orang. Dalam Islam, bertuhan tidak seperti yang digambarkan oleh pemikir-pemikir barat yang mengclaim konsep ketuhanan sebagai alat politik untuk menaklukkan gerak politis masyarakat, atau argumentasi lainnya yang mendeskriditkan aksi bertuhan.

Islam menawarkan konsep "Tauhid". Yang bukan hanya penyembahan tapi pengabdian, bukan hanya cinta tapi pengorbanan, bukan diucapkan tapi diterapkan. Tauhid dalam islam adalah solusi kesenjangan sosial, manusia terposisikan sebagai penyembah yang dengannya, ia tetap dalam skala kehormatan namun posisinya sebagai mahluk terhormat tetap dijunjung tinggi.

Tauhid adalah kekuatan tunggal bagi manusia yang sadar realitas. Tauhid mengibaskan sekat-sekat kelas sosial. Tauhid meniscayakan penghormatan kepada diri dan penolakan kepada keterjajahan.

Tauhid melukiskan ketentraman dalam setiap lembaran kehidupan. Tauhid membunuh egosentris dan melahirkan empati. Tauhid menolak penuhanan terhadap sosok apapun yang masih bersandar kepada sesuatu selainnya.

Tauhid menjadi rahmat kepada keragaman, karna hanya dengan itu manusia bisa saling menghormati tanpa harus ada penyembahan satu sosok atau lebih. Tauhid adalah harga bagi seorang manusia, karna tanpa itu, manusia akan menuhankan dirinya, atau malah menjadi hamba bagi manusia lainnya.

"Berbuat baik adalah refleksi bertuhan dan Shalat adalah refleksi Tauhid".


Sebarkan