Kisah Pangeran dan Istri langit

Suatu ketika disatu tempat didaerah timur tengah hidup seorang pangeran tampan nan gagah, suatu hari ia sedang berburu hewan liar di tengah padang pasir, ia sendiri dan hanya ditemani oleh kuda hitam gagah yang ia tunggangi, perjalanannya sampai memasuki suatu desa dan didesa itu sangat jarang penduduknya. Dan sang pangeran muda mulai merasakan kehausan dan setelah ia melihat persediaan airnya ternyata sudah habis. Ia terus berjalan mengitari desa tersebut sampai menemukan rumah penduduk yang sekiranya bisa ia menumpang minum barang sebentar dan beristirahat sesaat.


Dari kejauhan terlihat satu rumah kumuh, kecil dan hanya beratapkan jerami liar. Pangeranpun berhenti sejenak demi menghela nafas dan bersyukur kepada Tuhannya karena dipertemukan dengan rumah penduduk sejak sekian lama ia mencarinya. Pangeran berjalan menghampiri rumah tersebut dan sampai didepan pelataran rumah itu. Suasana kala itu hening, hanya terdengar riuh alunan mesra angin dan derak debu yang bergemuruh.

Pangeran muda itu pun memanggil penghuni rumah dengan salam hormat “Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni rumah ini”, dan hal ini dilakukan sampai tiga kali. dan dari dalam rumah itupun terdengar suara jeritan seorang wanita.”Ada apa?” .
dan pangeran pun menjawab “Bukalah pintu rumah ini terlebih dahulu wahai wanita”.
Lalu wanita itu pun menjawab “Maafkan aku!, aku tidak diizinkan oleh suamiku membuka pintu rumah demi bertemu seorang yang bukan muhrimku”.

Pangeran terheran mendengar jawaban wanita yang berada dalam rumah itu dan berkata “Baiklah kalau seperti itu, aku datang kedesa ini dan menghampiri rumahmu karena dahaga telah menyelimutiku, aku membutuhkan beberapa teguk air untuk sedikiit melepas dahagaku”.

wanita itupun menjawab “Baiklah kalau begitu, sekarang kau kearah samping rumahku dan tunggu disana, aku akan meletakkan air itu dan kemudian aku akan memanggilmu kembali, sebentar lagi suamiku datang dan ia akan menghabisiku jika aku terlihat sedang berhubungan denganmu”,

“Baiklah” seru pangeran.

Wanita itupun pergi kedapur untuk mengambil segelas air dan kemudian keluar demi meletakkan air itu didepan rumahnya dan berkata “Airnya sudah kuletakkan didepan rumahku, silahkan kau meminumnya dan setelah itu kumohon kau langsung pergi dari sini”.

Pangeran bergegas kearah depan rumah itu dan meminum air yang telah diberikan oleh wanita yang berada dalam rumah itu dan mengatakan “Terimakasih wahai wanita mulia”.

Dan tidak terdengar jawaban dari dalam rumah tersebut.Rasa penasaran mulai hadir dibenak sang pangeran muda, ia pergi menjauh dari rumah itu dan pergi kearah semak-semak demi menunggu kehadiran suami sang wanita tersebut dan ia benar-benar salut terhadap didikan suaminya yang dapat menjadikan wanita itu bertahan dalam keadaan patuh terhadap suaminya. Penantian mulai agak terasa lama, dan dari kejauhan tampak seorang lelaki Tua ringkih dengan jenggot yang tidak karuan dan berjalan sempoyongan layaknya seorang pemabok padahal itu disebabkan karena umurnya yang sudah terlalu tua, dan lelaki tua itu menghampiri rumah wanita tadi dan berteriak-teriak dan meminta dibukakan pintu.

Pangeranpun tersentak melihat perilaku lelaki tua ini dan bergegas  dengan kudanya untuk menuju rumah tadi. Dan dipertengahan dari kejauhan ia menyaksikan seorang wanita muda, cantik, tinggi, putih dengan hijab yang menutupi tubuhnya keluar dari dalam rumah tersebut dan memeluk lelaki tua itu dan lelaki tua itu menyingkapi sikap wanita itu dengan sikap yang kasar dan dengan nada bicara yang tinggi, akan tetapi wanita cantik itu tetap bersikap halus terhadap lelaki tua itu dan ia membukakan pakaian luar lelaki itu dan mendudukannya di teras rumahnya dengan penuh kasih sayang. Pangeranpun baru menyadari bahwa perempuan tadi adalah yang memberikan air padanya. Pangeranpun terheran. Lalu ia pun menuju rumah tersebut. Seketika lelaki tua itu masuk kedalam rumah, pangeran bertanya kepada wanita itu.

“Hey wanita! Siapa lelaki tua itu ?, sungguh perbuatannya terhadapmu sangat tidak pantas”.

Dan wanita itu pun menjawab “Dia adalah suamiku”. Dan kemudian terdiam.

Pengeran mendengar jawaban seperti ini sontak menjerit “Apakah kau sudah gila?. Kau berparas cantik dan berakhlak mulia, ada apa hidupmu dihabiskan untuk orang tua seperti itu?, ia kasar terhadapmu dan ia tidak menjanjikan kehidupan yang layak yang sekiranya pantas untuk kau dapatkan”.

Wanita itu hanya menanggapi perkataan pangeran dengan senyuman kecil.

Dan pangeranpun melanjutkan “Lebih baik sekarang kau ceraikan dia, dan kau ikut bersamaku, aku akan menghidupi dengan kehidupan yang mewah diistanaku, aku akan melayanimu dengan semestinya dan aku akan memberikan semua yang kau minta dan tidak sepantasnya kau hidup dalam keadaan tersiksa oleh sikap buruk suamimu”.

Wanita itu pun terdiam dan tidak berkata apa-apa. Dan pangeranpun tetap memaksanya dan mulai wanita itu mengangkat suaranya dan berkata. “Wahai pangeran muda! Engkau ingin memisahkan aku dari surga Tuhan?. Pengabdian yang kulakukan selama ini hanya untuk mencapai Ridho Tuhanku dan suamiku sebagai perantaraku untuk menuju kearahNya. Sekarang kau pergi dan jangan kembali lagi!!”.

Rasa malu yang luar biasa tampak dari wajah pangeran muda itu dan pangeran itupun pergi dari desa tersebut dan kembali keistananya. Sangat indah untuk diulang, sangat indah untuk dikenang, seorang wanita cantik yang konsekuen terhadap Tuhan dan suaminya yang rela untuk menjaga dirinya, dan nama baik suaminya walaupun dalam keadaan yang kekurangan. Sunggu ia adalah contoh yang harus ditiru oleh setiap pengaku Istri dan menjadi Figur utama dalam tindak tanduk kehidupan istri, karena seorang istri yang mulia adalah yang berkasih sayang terhadap suaminya disaat keadaan yang kekurangan. Ketahuilah bahwa Tuhan menjanjikan surga bagi istri-istri semacam itu.

Sebarkan

0 Sanggahan:

Posting Komentar