Hed-Fu*king-Set




Udah lama banget ga posting tulisan ke blog gue yang udah gue tinggal selama kurang lebih satu bulanan. Ternyata bagian atapnya ga dikerubungin sarang laba-laba, terus juga pinggirannya ga dirayapin. Masih bersih dan clean-clean aja. Dalam hati pembaca “Cin, ente sehat?”. Iye ane sehat, kalo sakit ga bisa nulis dong, bise aje tengkorak nyamuk.

Jadi sempet beberapa hari yang lalu gue dikagetkan sama satu hal, benda kecil, panjang, hitam, kadang putih, ada ujungnya, ada pangkalnya, tapi ga ada sayapnya, kira-kira apa tuh?. Tengil itu benda, suka sok jual mahal banget, kalo dicari kadang ga ada. Dan semakin dewasa gue ngerasa kalo dia itu bukan benda mati, tapi dia sebenernya hidup, dan orientasi serta tujuan hidupnya adalah. “MEREPOTKAN MANUSIA”.


“Benda apakah itu??” *layar ditutup*

Benda itu namanya “Hedset”. Lo semua diem-diem aja ya, jangan bilang kesiapa-siapa. Please gue minta tolong *mengepalkan tangan*. Ternyata hedset itu hidup lho. Gue yakin semua orang pasti sering mengalami apa yang gue alamin, karena apa? Karena kita manusia dan kita berfikir. Bener ga?, yang bilang “enggak” ketauan, terakhir berfikir taon 2002. Kalian semua bisa buktiin dengan seksama dan dengan kelopak mata, dan mata kaki kalian sendiri kalo hedset itu benda hidup.

“Ga percaya?”

Ada satu kondisi yang dimana kita selalu kesulitan kala menghadapi hedset yang kusut. Betul?. Kita merasa ada tekanan batin dalam memperbaiki kekusutan hedset itu, tapi setelah hedset itu selamat dari jaringan kekusutan, kita merasakan adanya kebahagiaan tersendiri. Kita puas, kita lega, dan kita berteriak didepan masjid “ANYONE HEAVENT?” sambil ngetwit “home sweet home”. Pokoknya sial*n lahh yaa.  Hedset itu hidup dan pada dasarnya, komunitas mereka memiliki ideologi yang sama. Mereka benci dengan kuping manusia dan mereka memiliki metode untuk mempertahankan eksistensinya.

Coba perhatikan, pasti ada satu kondisi yang dimana kita berusaha menghindari hedset dari kekusutan, kita mengupayakannya dengan cara, melilitkan hedset itu ditangan kita secara perlahan dan beraturan, sebagaimana kita melilitkan benang layangan pada kaleng atau botol. (liat gambar pertama dibawah ini, bukan yang bawahnya lagi) 




Perhatikan kejadian beberapa detik setelah kita melilitkan hedset itu dengan rapih.(liat gambar pertama diatas, bukan yang atasnya lagi) “apa yang terjadi?”, #cuihbanget . setelah kita lilit dengan rapih dan kita letakkan diatas meja atau diatas lantai atau diatas genteng. Perhatikan sesaat, berikan ia waktu untuk menikmati ketidak kusutannya beberapa detik saja. Setelah itu, ambil hedset itu dan perhatikan!.  Lilitan hedset yang kita upayakan sangat tidak memiliki hasil. Hedset itu kembali kusut dan sangat membosankan. Kalian pasti pernah mengalami kondisi dimana kalian ingin mendengarkan music dengan hedset dan merasa malas menggunakan hedset karena kondisi hedsetnya yang kusut. Sadarilah, bahwa dalam kondisi itu, kalian sedang masuk dalam perangkap politik sang hedset.

Dalam kondisi yang berbeda, bagi aktifis suatu organisasi atau orang yang terlibat dalam Event Organizer, pasti sering mengadakan suatu kegiatan dan menjadi panitia dalam suatu acara atau program-program tertentu. Biasanya panitia memiliki dress code yang berbeda dengan peserta atau undangan. Dan biasanya juga panitia punya atribut sendiri yang membedakannya dengan orang lain. “Pernahkah anda menjadi panitia suatu acara, dan baju panitia anda diletakkan tertumpuk dengan baju rekan anda yang secara fisik serupa? Dan anda kesulitan membedakan, mana baju anda dan mana baju dia?”. Itu kondisi yang sangat umum untuk panitia sebuah acara. Dalam kondisi itu ada beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk membedakan mana baju anda dan mana baju rekan anda. Teknik yang paling mainstream adalah dengan melihat ukuran bajunya, itu dapat anda lakukan ketika ukuran bajunya berbeda. Lalu bagaimana jika ukuran bajunya all size?. Kita akan menggunakan cara anjing pelacak, yaitu mengendus aroma wewangian yang dikeluarkan oleh baju itu, dan kita dapat menentukan bahwa ini baju milik kita karena aroma yang dikeluarkannya. 

“Bukan begitu?”. Udah, jujur aja!!

Kondisi barusan kita fahami dan kita renungkan sejenak. *merenung*.
Sekarang gue bakal ngajak para pembaca untuk berfikir tentang pembahasan mengenai hedset. Anda pasti pernah mengalami kondisi yang dimana hedset anda tertukar dengan hedset rekan anda. Kondisinya persis seperti kejadian tertukarnya baju panitia tadi. Hedset anda kebetulan memiliki warna dan bentuk yang sama dengan hedset teman atau saudara anda. Dalam kondisi itu, “pernahkah anda berusaha untuk mengenali hedset anda sebagaimana anda berusaha untuk mengenali baju anda dengan cara anjing pelacak?”. Mengendus bau kuping yang sekiranya ini merupakan bau kuping anda. Seperti itu? Gue rasa Cuma orang yang ga punya kuping yang ngelakuin hal kaya gitu. Kesimpulannya, ketika anda seorang yang normal, pastinya anda tidak mungkin melakukan hal itu. Dan sadarilah, bahwa anda sudah kali kedua terperangkap dalam jebakan hedset.

Filosofi:
-          Kalau hedset saja mempertahankan eksistensi dengan segala cara, bagaimana dengan manusia yang rela identitasnya dinjak-injak oleh rezim kejam. Manusia yang rela harga dirinya diinjak, berati ia tidak lebih mulia dari hedset.

-          Orang yang lebih milih hidup ribet padahal ada jalan yang simple, berati hidupnya mengikuti filosofi hedset.



Sebarkan

4 Sanggahan:

  1. Bisa jadi hedset adalah hidup n' mati gw.. U know what? Hedset gw selalu ada, dimanapun n' kapanpun. *ga kayak seseorang yg pergi enta kemana* nah loh!!!

    BalasHapus
  2. @nia_alatas

    Sesulit apapun lilitan headset itu! Jika kita,sabar dan teliti,dlm menangani kekusutan itu,cpt jg mdapatkan hasil yg mmuaskan!
    NB : (Headset vs manusia) Mau memanfaatkan kelebihannya dan fungsinya tp tdk mau mengerti kekuranggannya!

    BalasHapus