Rabu pagi tanggalnya gue lupa, dikampus ada pameran yang
diselenggarakan sama fakultas, jadi dihari itu ampir semua kelas yang ada
dilantai 3 baik jurusan apapun, wajib menjajahkan prodak buatannya.
Setiap stan terdiri dari satu kelompok mahasiswa yang telah ditentukan diawal semester 4. Jadi satu kelompok bikin stan buat jual prodaknya, nah kebetulan gue satu kelompok 8 orang, yang paling ganteng disitu uda jelas gue, itu masi prediksi, tapi mungkin prediksi gue kaya gitu terbangun karena memang dikelompok gue ga ada cowo selain gue.
Setiap stan terdiri dari satu kelompok mahasiswa yang telah ditentukan diawal semester 4. Jadi satu kelompok bikin stan buat jual prodaknya, nah kebetulan gue satu kelompok 8 orang, yang paling ganteng disitu uda jelas gue, itu masi prediksi, tapi mungkin prediksi gue kaya gitu terbangun karena memang dikelompok gue ga ada cowo selain gue.
Pada masa-masa kritis, maksud gue masa-masa pembentukan
prodak, kita ber-7 berfikir, gimana caranya dapat menjajahkan dan memproduksi
prodak yang kalo katanya Agnes Monica “Waaaw, Amazing”, kita ber-7 juga selalu
berusaha agar prodak kita menjadi seperti andra And The backbond yang
”sempurna”, tapi kita ber-7, kenapa gue bilang bertujuh padahal kelompok gue
terdiri dari 8 orang, tentunya karena ada salah seorang anak dari kelompok gue
yang ga ikut berkontribusi pikiran dan tenaga dalam proses pembuatan prodak
gue, untungnya jadi gue disitu, karena gue yang nulis cerita ini, jadi gue
bebas pake kata-kata “kita ber-7”, padahal “kita” ber-“7”Ã
menunjukkan bahwa kelompok ini kurang satu orang yang kerja, berati harus kita
selidiki, siapa anak itu. Penggunaan kata-kata “kita” berati Karena orang itu
terlibat didalam kelompok itu, tapi tidak untuk gue, penggunaan kata-kata
“kita”, itu karena gue yang nulis cerita ini. Jadi udah tau kann siapa yang ga
kerja dikelompok itu.
Gue dateng nyampe kampus pagi itu sekitar jam tujuh pagi,
dikelas baru ada tiga orang, tiga-tiganya bukan anak kelompok gue, jadi
konsepnya, satu kelas ada tujuh stan, jadi sekelas itu isinya tujuh kelompok
yang saling menjajakan prodaknya. Tiga anak itu satu kelompok tapi mereka bukan
sekelompok gue, kenapa mereka bukan sekelompok gue, karena gue ga mau
sekelompok sama mereka, kenapa gue ga mau sekelompok sama mereka, karena mereka
orangnya galak-galak, salah dikit gue bisa diinjek. Leher gue dipatain, kuku
gue dimeni-pedi, rambut gue dicatok, tapi nyatoknya pake pemanas ikan tuna tau
ga lo.
Ga lama berseling dari kedatangan gue, dateng satu anak, dia
kelompoknya tiga anak itu, jadi sekarang personil kelompok itu nambah satu
orang jadi ada empat anak. Anak yang baru dateng itu namanya Ayu, dia seorang
cewe yang menurut gue sangat imajinatif, dia tinggal didaerah cileduk, dan
rumahnya dia sampingan sama pak RT, Pak Rtnya itu suka bercocok tanam, pada
akhir kisah Pak RT itu menanam bunga seroja dan memanggil seluruh warganya
untuk menyanyikan lagu bunga seroja dihari kemerdekaan RI. RT yang aneh.
Lanjut. Ayu tiba-tiba dateng tergesa-gesa, dari tasnya dia
ngeluarin beberapa benda seperti, laptop, sepatu 4 pasang, pot bunga, sama
ranting pohon anggur sepanjang 10meter yang masih fresh banget, gue shock
ngeliat ayu ngeluarin itu. Tiba-tiba dengan sangat lihai ayu menghias stannya
dengan ranting anggur yang masih ada daun-daunnya, emang keren jadinya. Gue
penasaran, gue Tanya “Yu, itu ranting anggur dapet dari mana?”, “dari depan
rumah gue laahh”, “Lah, bukannya rumah lo ga ada depannya?”, “Lo pikir rumah
gue undur-undur?”, “Nggak gue nanya serius”, “iya ciin,, itu gue ambil di depan
rumah gue, karena kebetulan depan rumah gue itu halamannya pak RT, dan disitu
banyak tumbuhan bagus-bagus”, “Ohh terus cara lo nyabutin itu ranting gimana?,
kan ranting anggur keras banget yuk”, ayu seketika terdiam, tersipu malu, dan
merenungi kata-kata gue, kemudian ia mulai mengangkat suaranya sampai keatas
atap kelas, (lebay).
Ayu jawab “begini ceritanya (layar gelap)-*mata gue
kosong*, pagi itu gue udah ga tau harus gimana lagi cin, sedangkan pameran ini
harus bener-bener maksimal, akhirnya gue tereak-tereak minta tolong pagi-pagi, ada
seorang tukang kebun yang dateng trus nanya “kenapa neng?”, “Uang saya jatoh
pak”,”jatoh dimana?,” “Jatoh didalem tanah pak”,”tanah yang mana neng?”, nah
gue langsung nunjuk ketanah bagian ranting pohon anggur yang kalo dia tebas
jatoh semua”, “yang ini pak”, “Ohh,, neng tenag aja yaa, biar saya yang
nyabutin rantingnya”, gue sii awalnya cin curiga kalo dia temennya doraemon,
karena kantongnya kecil tiba-tiba keluar celurit”, gue langsung nyaut “Kalo tu
bapak tau lo sekarang begini, dia bakal curiga lo temennya karimun(mobil
karimun), tas lo kecil gila, pohon anggur bisa masuk”. Ayu ngelanjutin “Lo si
paling bisa deh gitu-gituin orang, yauda akhirnya tu bapak bantuin gue, pas dia
nyari tuu duit ga ketemu, gue belaga nangis dong, dan akhirnya dia malah kesian
ama gue, dan lo tau ga cinn yang paling tragisnya lagi?”, “APAAN YUUUK!!!??”
itu gue tereak dikelas sampe alarm mobil diparkiran ada yang bunyi. *ayu
tergelepar-gelepar*, gue bangunin “Yukk, bangun yuuk!!”, “Gue masi mati bego”
sahut ayu(intermezzo), oke lanjut, “Jadi cin, abis gue nangis gitu, dia
langung ngeluarin motornya dan nganterin gue ampe kampus”.
0 Sanggahan:
Posting Komentar