Partai Binatang Resah, Abaikan Sikap Siswa



Ini wajah kepolosan gue waktu SMP 

Semalem sempet kepikiran terus sama kejadian-kejadian berkesan waktu SMP dulu, gue SMP di salah satu SMP negeri di Jakarta, SMPN 227 Jakarta, biasa dikenal dengan sebutan Doe-Doet, itu panggilan kampungan menurut gue, karena dibacanya “dudut”, yang biasa dijadiin plesetan buat ngatain orang “Bego”, “dudut lo ah”
gitu.

Gue mau ceritain beberapa lokasi yang didalam-nya terkandung kejadian menarik. Belakang SMP gue ada kebon gede banget, kurang lebih tiga hektaran lah, walaupun gue pribadi ga sempet ngukur, Cuma gue pernah jawab pertanyaan kepala sekolah gue tentang luas wilayah SMP gue dan jawaban gue berbalaskan penghapus papantulis kayu yang dilempar dan melesat tepat dipermukaan otak kiri gue.

Kebun yang luas itu awalnya banyak bunga-bunga indah, karena anak-anak kalo pas lagi istirahat ada beberapa yang pergi kekebun itu untuk pacaran, main bola main pim-pong, main bulu tangkis, maen smack down dsb, gue ampir ga pernah ngeliat yang dateng kekebun itu buat nyiramin bunga-bunga disana. Pada akhirnya, para tumbuhan indah yang ada didalam kebun itu merasa resah dan memutuskan untuk bunuh diri secara bersamaan(serentak), diselingi dengan banjir bandang yang menimpa SMP gue dan setelah itu gue puasa sekolah selama 3 minggu untuk renovasi bangunan. 


Setelah banjir hari kedua lewat dikit


Hari pertama gue masuk sekolah, didepan jalan pas jalur satu arah yang menuju SMP gue terdapat spanduk besar bertuliskan “SMPN 227 Jakarta VS BON-BIN PAS”, kebon binatang pas-pasan. Gue ga faham!!

Setelah beberapa hari direnovasi dan diwaktu yang bersamaan para hewan di BON BIN PAS melakukan aksi oposisi

Sungguh peristiwa yang kelam, setelah kejadian bencana banjir itu, tumbuhan bunga-bunga indah udah ga ada kabarnya lagi, yang gue saksikan malah pohon-pohon gede yang tumbuh tak bertuan, para binatang-binatang kecil pada berdatangan ke taman itu, ayam-ayam tak bermoral mulai berkembang biak didalamnya, kucing kampung dengan segenap ke-4lay-annya dan ke-ababilannya juga tak mau kalah dan berkembang biak didalamnya, yang lebih parah, disitu juga ada sekelompok kawanan domba-domba liar dan jerapah hasil evolusi, lehernya pendek dan kakinya lima.

Gue ga begitu menghiraukan perkembangan binatang yang ada ditaman itu, tapi yang jadi masalah adalah, beberapa bulan setelah banjir besar dan penetrasi dadakan yang dilakukan para binatang itu, gue sempet ngerasain satu guncangan emosi yang dahsyat karena kalau diperhatikan, para binatang itu sepertinya ingin melakukan aksi oposisi dan menyingkirkan SMP gue untuk memperluas wilayahnya. Tapa disadari, didalam kebun itu udah ada komodo dan serigala, gue juga ga faham dari mana datengnya.

Posisi SMP gue itu berada diantara kelurahan dan taman bunga yang telah menjelma menjadi kebun binatang pas-pasan. Walaupun kalau dipikir secara moral, sekolah gue dihimpit oleh dua dimensi yang memiliki kesamaan moral(kelurahan dan BON BIN PAS).

Hari berlalu tanpa terasa, angin-angin mulai berderak dengan membawa seunggah bau harum dari kotoran ayam dan kucing, tanpa disadari juga, burung dara dan burung camar telah memiliki posisi khusus dikubun binatang itu, dan sepertinya ada ikatan kasih yang dalam diantara mereka. Persatuan yang kokoh para binatang telah menggetarkan hati para siswa sekolah gue termasuk gue, karena para siswa merasa resah terhadap sikap mereka yang kurang sopan, padahal kalo gue pikir-pikir, sikap siswa SMP gue dan sikap para binatang di BON-BIN PAS ampir sama, bedanya binatang ga bikin guru nangis.

Dikala pagi hari tiba, ada ratusan ayam dan ratusan kucing berkeliaran disekeliling sekolah gue untuk lari pagi dan mencari udara segar, kawanan domba dan serigala mulai mencari tempat serta mencari mangsa dan menyambung hidup. Bisa dibayangkan, ayam melakukan buang air besar setiap setengah jam sekali, kucing tiga jam sekali, domba satu jam sekali dan serigala empat jam sekali. Jadi selama kurang lebih tujuh jam gue berada disekolah, ada berapa jejak ranjau yang terkapar diam di areal SMP gue, dan jarak jalan raya kurang lebih sepuluh meter untuk nyebrang dan memasuki gerbang sekolah. Burung dara dan burung camar setiap pagi, kurang lebih kalau dijumlah ada 460 burung, mereka terbang serempak keatas bangunan sekolah kemudian bersalaman diatas udara lalu ee’ berjammaah.

Proses menyebrang jalan pun penuh perhitungan, karena setelah kejadian itu kita bisa saksikan, orang yang berjalan melewati sekolah gue pasti mengenakan helm, siapapun dia, entah itu tukang sayur, tukang jajanan atau para guru yang melakukan transport dengan angkutan umum sekalipun, mangkanya sekolah gue dapet penghargaan khusus dari beberapa masyarakat sekitar, karena mendadak para warga mencari nafkah dengan berdagang helm, dan diwaktu yang sama sekolah gue diduga sebagai kawasan maling helm terbesar didaerah pasar minggu. Dan sempet didatengin pihak aparat sebagai TKP untuk melakukan proses observasi lebih lanjut terhadap kasus ini.

Dan sampai saat ini gue ga pernah mampir ke SMP gue karena trauma sama kejadian itu dan gue curiga SMP itu udah ga dihuni sama para siswa melainkan sama para binatang lulusan BON BIN PAS.

Sampai disini dulu cerita gue, karena masih ada banyak kejadian yang akan gue ceritakan dan ga mungkin sekaligus karena waktunya ga sempet dan khawatir para pembaca menjadi bosen.  Thanks guys J

Sebarkan

6 Sanggahan:

  1. wah, kasian banget sekolahnya sampe hancur, BON PIN NAS apa an ya?

    Ngeri sampe ada serigala n domba segala, ngakak juga baca ini ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. BON BIN PAS itu singkatan dari "Kebon Binatang Pas-pasan", dan singkatan itu juga permintaan dari kepala BON-BIN PAS selaku pemimpin kebun dan penyalur apresiasi para binatang disana gann, ngerii sih emang

      Hapus
  2. @nia_alatas

    "asli cerita yang ASIK walaupun sedikit TRAGIS.. saran gw boleh nih crita ini lo share ke aloemni "SMPN 227" agar semua bisa mengenag dan mengadakan reuni di SMP eh maaf BON BIN PAS eh salah dudut! *aduh binung ah*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita juga ga terlalu faham, para alumni masih mengakui SMP ini atau nggak, tapi kayanya BON-BIN PAS bener2 udah meraja lela, bahkan kabar terakhir, udah ada pembangunan proyek bersama antara kepala kebun itu dgn kelurahan setempat

      Hapus