Serangkaian perjuangan telah tercurahkan, kegigihan hati
yang terus membulat dan tekad yang terus berkobar bagai api kebakaran rumah
penduduk diciamis. Maksudnya kata-kata “Ciamis” itu cuma istilah aja kok.
Seorang pemuda gagah berani yang berumur 15 tahun itu bernama Sangkuri, dia
adalah teman saya di SMP, anggep aja gue nulis ini waktu masih SMP. Perjalanan
hidup Sangkuri sangat lah berat, gue beberapa kali jalan, nganterin dia beli
celana dalam, tapi yang ga gue fahamin sampe sekarang, itu anak kalo beli
celana dalam harus yang ada kantong kecil untuk nyelipin duit,
pesan singkat
dari Sangkuri “Menabung yang paling aman adalah didalam celana dalam”. Terdapat
dua kata “dalam” yang hampir berdekatan, itu menunukkan kedalaman essensi yang
tiada banding serta memberikan keamanan yang luar biasa. tuturnya.
Menurut beberapa kitab yang gue baca, kehadiran Sangkuri
didalam sejarah udah ada tanda-tandanya. Gue belom ngecek langsung ada
disejarah mana, tapi waktu sempet nonton berita terakhir, dia baru aja dapet
penghargaan disalah satu kampung di bagian timur Indonesia, penghargaan itu
berupa kulit komodo yang disulam dengan benang lalu kemudian diukir membentuk
namanya.
Singkat cerita, berhubung Sangkuri paling deket sama gue pas
SMP, ga ada anak-anak yang mau nemenin dia maen, karena dia orangnya SELALU
PILEK, dan ketika buang ingus ga pernah rapih. Pernah satu kejadian tepatnya
pas upacara bendera dilapangan, kebetulan waktu itu Sangkuri menjadi pemimpin
upacara, dan ia menorehkan sebongkah kisah fenomenal yang tidak akan pernah
terlupakan sampai akhir zaman. Karena posisi seorang pemimpin upacara dalam
segmen pidato Pembina upacara, ia berdiri tepat dihadapan Pembina upacara yang
sedang berpidato, gue waktu itu berada dibarisan depan, karena gue yakin banget
pasti ada kejadian heboh yang diperankan oleh Sangkuri, ternyata benar.
Pidato baru berjalan selama kurang lebih 10 menit, Sangkuri
sudah tampak gelisah, dan seakan ada yang mau ia keluarkan, ohh tidak, ternyata
hal itu akan segera terjadi. Ia mengambil posisi bersin dari jarak 140 meter,
dengan kekuatan siluman idung patkai dan jurus halilintar pokemon, idung dari
Sangkuri telah bergetar keras, angin-angin bertiup semakin kencang dilapangan,
pidato masih berlanjut, dan tiba-tiba terdengar suara ledakan, “HHHHHAAAAAACCCCCCIIIMMMMM!!!!,
bersin sangkuri telah tercurah, kalau boleh sedikit kasih gambaran, bersinnya
dia kurang lebih kaya Hulk jalan dipasar kembang abis ujan, terus nginjek
becekan. Gumpalan ingus tersebar dimana-mana, dan pada saat itu posisinya ia berada
didepan Pembina yang sedang berpidato, wajah Pembina tampak seperti korban
sambitan lumpur bule(Warna hijau berlendir) kalo lumpur sini warnanya item dan
tidak menarik.
Upacara diberhentikan, karena setelah kejadian itu tanpa
disadari, bendera merah putih yang belum digerek keatas, secara otomatis sudah
berkibar gagah diudara, bedanya bukan diatas tiang bendera, tapi dibesi
penangkal petir diatas bangunan gedung, bagus lah kalo gitu, jadi posisinya
lebih tinggi. Semenjak kejadian itu Sangkuri harus dikeluarkan dari sekolah,
karena bersin yang tidak elegan dari seorang siswa dapat menyebabkan turunnya
integritas suatu lembaga pendidikan tertentu.
Kata-kata dari surat pengajuan sekolah untuk mengeluarkan
Sangkuri gue masih ada sedikit inget, kurang lebih “Anda dikeluarkan dari
sekolah ini karena bersin anda yang lebay dan ingus anda yang warnanya terlalu
hijau dan berserakan disekolah kami”. Dan Sangkuri harus pergi meninggalkan
kita semua.
Hari lama berseling, kerinduan gue udah mulai terbentuk
kepada anak itu, gue cari informasi tentang dia dari berbagai sumber, sampe
pernah gue datengin kantor polisi untuk mencari keberadaan anak ini, 130 intel
diJakarta selatan dikerahkan hanya untuk mencari bocah ini dan mereka gagal.
Suatu saat, gue dan beberapa orang temen gue yang namanya ga
bisa gue sebutin satu persatu, nongkrong dimenteng tepatnya disevel menteng,
waktu itu rame banget dan kebetulan disaat yang sama ada pertandingan bola LA
LIGA antara Barca dengan Real Madrid, kita semua akhirnya ikutan nonton di TV
besar itu. Gue masih serius-seriusnya nonton tiba gue ngedenger suara bersin
yang aneh banget, semenjak 1 tahun ditinggal Sangkuri gue ga pernah denger
bersin kaya gitu. Pas gue iseng nengok kebagian depan penonton, ternyata bener,
ada cipratan ingus nonelegansia yang berserakan tak bertuan. Gue semakin yakin,
dan kerinduan pada saat itu mendidih, hati gue panas, jiwa gue membara, jantung
gue berdetak kencang, kaki dan tangan gue sulit digerakkan (Kangen apa
Parkinson?) oke lanjut.
Gue dan temen-temen langsung cari Sangkuri, dan dia duduk
bener-bener paling depan dan serius banget nonton bolanya. Gue tau ni anak, dia
dari awal kenal gue ga pernah suka bola, dan ini adalah peristiwa aneh menurut
gue, dia nonton bola sedemikian seriusnya. Gue samperin, gue tepok pundaknya,
“Woi bro”, dia noleh “AAACCCIINNN, lo pakabar broo?, gue kangen gila ama lo,
kita udah setaun ga ketemu”, “Setaun ya kita ga ketemu, ayolah kapan-kapan
nongkrong lagi ama anak-anak di qi-quk(nama tongkrongan gue deket SMP), “Sorry
banget bro gue sibuk sekarang”, “Sibuk apaan lo?, gaya amat dah”, “Gue ikut
club bola kampung nih”, “Eddaaah, lo napa jadi demen bola gini bro?”, ini aneh
loh, tiba-tiba doi suka bola dan serius latian bola. Setelah pertanyaan gue
itu, dia diem sejenak dan narik tangan gue, gue ikutin dia kebelakang sampe
bener-bener sepi, disitu dia cerita sama gue. Dibawah ini sederetan kata-kata
dari sangkuri yang disampaikan ke gue.
“Jadi gini cin, lo tau dong kalo gue bersin dampaknya kaya
gimana?, nah udah sebulan ini gue latian bola tiap hari, untuk mengurangi kadar
ledakan dari bersin gue, biar bersin gue rada rapihan dikit dan ingus gue ga
berserakan dimana-mana”, gue kaget mendadak denger pernyataan kaya gitu “APA
HUBUNGANNYA BUANG INGUS SAMA LATIHAN BOLA??!!!” Itu teriakan gue yang dibarengi
dengan bersin Sangkuri dan setelah itu sevel menteng menjadi kosong dari
manusia dan berganti dengan debu-debu serta daun yang mendadak runtuh.
Dia jawab “Lo harus cermat cin, lo perhatiin pemaen bola
dunia, mereka kalo buang ingus keren banget kann?, sekali semprot langsung
bersih dan idungnya ga bergetar kaya gue, dan warna ingusnya juga keren cin.
Hal ini udah gue teliti kurang lebih 3 bulan, ga ada pemain bola yang buang ingusnya
berantakan, pasti rapih. Nah gue mulai sekarang sering nonton bola, cuma mau
tau adegan pemaen yang lagi buang ingus, gue pelajarin ancang-ancangnya, gerak
tangan, posisi naro tangan dipermukaan idung dan waktu lepas landas ingus
tersebut, ada beberapa trik yang mereka lakukan, dengan itu gue sekarang jadi
mau focus serius ke Bola aja deh”.
Pernyataan dari Sangkuri sebenernya masih panjang, cuma gue
keburu kena magh mendadak dan pingsan ditempat. Sekian cerita gue, kalau ada
yang mau berkomentar atau memberikan pengalaman berkesan bisa kok dikirim ke
email gue acinmuhdor@yahoo.com dan kalau sesuai kriteria bisa gue posting
diblog dengan nama penulisnya. Thanks Guys
Sangkuri emang keren.. *salah focus
BalasHapuskeren sob artikel bolanya :P
salam kenal ya, jangan lupa kunjung balik..
http//coretandaney.blogspot.com/
Hmmmhhh.. OTW gan...
Hapus