Galau Edisi Revisi (Menguak Misteri Sekelibet)






Galau yang tidak bijak, 
karena dia ngumbar dan sebelumnya abis ngetwit galau







Maksud gue tuh, kalau mau galau harus disesuaikan sama WITM (Waktu Indonesia Bagian Time Line), karena terus terang aja, sesungguhnya seseorang yang ngetwit galau pada waktu-waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan GaPenTas, Gagal pembentukan Integritas.
Saat ini seiring dengan perkembangan zaman khususnya ketika dipandang dari segi tekhnologi, manusia cenderung bukan untuk menjadi diri sendiri melainkan menjadi apa yang telah ramai dan diikuti oleh kebanyakan orang, sampai kepada suatu tahapan dimana manusia menjadikan mayoritas sebagai tolok ukur kebenaran.


 Masalah terkait dengan hal-hal yang menimbulkan kegalauan menurut gue adalah hal yang harus kita pikirin bersama, karena kesian banget dan sangat memprihatinkan, zaman sekarang, yang galau udah mulai ga tau diri.

Ada salah seorang temen SMA gue namanya Bella, nama panjangnya Bellaboong. Dia waktu SMA udah sering galau, tapi galaunya bijak, dia kalau lagi galau, langsung ambil diarinya dan dia nulis dipojokan kelas, sambil nangis sendirian gitu, gue sedih ngeliat ekspresinya kaya gitu. Bahkan sempet waktu UAS dibaru-barunya putus sama cowonya, dia mengerjakan UAS ditemani dengan air mata, satu kelas gue yang cewe-cewenya pada nangis juga ngeliatin dia. Intinya secara emosional dia udah sukses lah ngebawa kondisi dan ngasih pengaruh keanak kelasan gue. SALUT!!

Tapi Galau edisi terbaru ini yang agak kurang bisa diterima, sampe gue menemukan satu teori tentang bab galau, bahwa galau dizaman sekarang terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah galau yang tidak bijak, dan yang kedua adalah galau yang sok bijak. Galau yang tidak bijak prosesnya adalah, memaksakan agar keinginannya selalu tercapai dan pada praktiknya ia selalu berusaha untuk mengendalikan agar seseorang yang dia suka harus selalu bersamanya dan tidak boleh keluar dari genggamannya, jadi kalo tiba-tiba ditinggal dia kecewa banget. Coba dicermatin deh, galau jenis ini kan prosesnya, memaksakan sesuatu yang ada diluar dirinya untuk selalu dalam kendalinya. Oke, ini bener-bener ga realistis, gimana caranya mau ngontrol sesuatu yang ada diluar dirinya, ngotrol nada ngorok aja ga bisa, irama ngoroknya masi berantakan, ngontrol jantung yang terang-terangan ada didalam diri aja ga bisa, lalu bagaimana mungkin ingin mengkontrol sesuatu yang berada diluar diri. Terus suka ngetweet galau, bahkan kegalauannya akan memuncak ketika dia keabisan ide buat ngetwit galau (maaf). Gue pernah dihadapkan sama galawer model gini, pas dia minta solusi dari gue, langsung gue ajak kegramedia, terus gue suruh beli atlas, buat nyari samudera mana yang sekiranya buat dia enak untuk melakukamn ritual bunuh diri.

Setelah gue analisa sedikit-demi sedikit, ada beberapa point yang bisa gue simpulkan bahwa galau jenis ini memiliki beberapa factor. Diantaranya adalah: Merasa paling benar, konteksnya, ketika seseorang telah merasa paling benar, maka secara realitas ia jauh dari kebenaran, bukan hanya itu, seseorang dalam kondisi seperti ini akan merasa sakit ketika ada orang yang memperlakukan dia tidak sesuai dengan apa yang ada dalam perasaannya.  Ia merasa dirinya tidak layak untuk disakiti, dan merasa bahwa Realitas harus tunduk pada persepsinya. Langsung ke galau jenis kedua.

Galau sok bijak, galau jenis ini pengidapnya biasanya dari kalangan intelektual, ga harus mahasiswa juga, minimal mereka yang dianggap memiliki integritas dilingkungannya, memiliki sedikit ilmu pengetahuan tentang menjalin hubungan atau menjalani kehidupan yang serba rumit, memiliki kemampuan dalam memberikan pemahaman dengan quotes-quotes yang menghibur hati. Bahkan tidak jarang orang-orang seperti ini dianggap tidak mungkin merasakan kegalauan. Itu adalah persepsi yang ceroboh. Orang jenis ini sangat rentan galau, karena mereka pada dasarnya memiliki jiwa social yang tinggi, memiliki sensitifitas yang cukup tinggi, kepekaan yang tinggi dan sangat selektif dalam memilih pasangan hidup. Tapi manusia punya dimensi emosional yang tidak pernah berbohong, dimensi itulah yang akan membawa dia pada kondisi galau, sehingga harapan akan kekasih pujaan terbentuk walaupun dengan kemampuan berfikirnya seketika hancur tapi dalam waktu dekat akan terbangun lagi. Nah akhirnya hati harus menepi pada sebagian waktu untuk merenung. Karena kondisinya dia adalah anak muda dizaman tekhnologi, mayoritas maen twitter, sebenernya dia ga tenang tidur malemnya kalo belom ngecek time-line mantan atau dapat mention dari gebetan.








Galau sok bijak, baru aja 10 menit yang lalu dia abis nasehatin rekan-rekan seperkucingan

Sebarkan

2 Sanggahan:

  1. @nia_alatas

    "☑Menarik ☑Cerdas ☑UpToDate ☑SuPenTas(sukses pembentukan Integritas) (Y)

    NB: Sukses ya buat selalu meluapkan ide" cerita yang lagi UP TO DATE ;)

    BalasHapus