Karna tidak mampu beli mobil mewah, terpaksa posting gambar mobil mewah. Karna tidak mampu mendapatkan hati wanita cantik, terpaksa posting foto wanita cantik dilengkapi dengan caption pujian dan harapan-harapan indah yang disepakati oleh pembaca dan penulisnya bahwa itu hanya jeritan hati yang sudah tidak mungkin jadi kenyataan.
Mengapa tidak mungkin jadi kenyataan? Karna untuk meraih sesuatu harus berada dalam rangkaian sebab akibatnya. Sepintar apapun seseorang, sekuat apapun cara pandangnya terhadap tatanan sosial dan kemasyarakatan, dan semantap apapun tekadnya tidak mungkin ia mampu jadi gubernur di Liverpool apabila ia hanya WNI dan berdomisili di Cingkareng.
Karna apa? Karna untuk meraih sesuatu, yang dahulu harus diperhatikan adalah posisi peluang serta struktur sistematis yang diwakili oleh rangkaian sebab akibatnya.
Dunia imaginal atau dunia maya melunturkan nilai-nilai normatif yang biasanya eksis, meniadakan sekat-sekat sosial serta memenjara cara berpikir yang seharusnya independent dan terjebak dalam ruang warna untuk hanya meyakini serta menggandrungi hal-hal fisikal.
Dunia imaginal mempersilahkan siapapun menghadirkan alter egonya yang tidak bisa diwujudkan dalam dunia nyata.
Dunia imaginal membagi kelas cantik dan tidak cantik. Kelas borjuis dan proletar. Kelas seleb dan ngarep. Kelas pintar dan bodoh. Kelas moderate dan jumud.
Dunia imaginal mengibaskan kenyataan yang pelik dengan mekanisme serta aturan yang logis, dan menggantinya dengan intrik materialisme yang tak berujung hasil.
Dunia imaginal sukses mendompleng materialisme dan membujuk perempuan-perempuan agar masuk dalam penjara ide fisikal, dan standar kecantikan harus “langsing dan cantik” mengglobal seperti yang dicitrakan iklan industri kecantikan.
Dunia imaginal juga menjadi wadah empuk Kapitalisme dan erotisme yang telah berbaur dalam sebuah sistem yang tak kenal kompromi; 'Kecantikan adalah jalan menuju sukses'.
Saat kenyataan yang pahit harus disiasati dengan jalur imaginasi tanpa reaksi aktual, hanya harapan fiksi yang terus bersemayam dan tak henti membual.