Renungan Penanti Bendera Toleransi

Intoleransi melukiskan kebenaran semu pada kanvas harapan surga utopia. Ternuansakan dengan liuk kuas kebencian serta warna-warni ketidak-adilan dan kemunafikan. 

Menumpahkan darah sumber keharmonisan di tengah rindang taman dunia yang sebentar lagi dilipat. Kala iblis-iblis pemangsa menari di hadapan anak-anak yang tak pernah berharap disapa masa remaja. 

Pilar-pilar anarki dikuatkan dengan bala tentara manusia minus nurani. Hidangan kemiskinan moral dan keterpurukan peradaban menjadi persembahan suci demi menyambut sang raja kehancuran.

Garis-garis dunia menjadi tanpa arah, perlahan redup rinai mendayu nihil kasih. Luruh di dahi keringat kekecewaan dan darah penyesalan. Hanya mampu memompa rintih di hati berserta seluruh harapan yang terbuang, sembari menanti keajaiban datang.

Sebarkan