Relasi Keniscayaan

Konsep 'kanan' secara universal adalah konsekuensi dari hadirnya konsep 'Kiri' secara universal. Artinya, sesuatu tidak bisa disebut 'kanan' apabila tidak ada 'kiri'.

Ketika 'kanan' gugur, di waktu yang bersamaan 'kiri' pun gugur.

Begitu juga 'atas' dan 'bawah', 'depan' dan 'belakang', 'hidup' dan 'mati'.



Banyak orang terjebak dalam meta narasi kata, sehingga bangga dengan prilaku yang menyimpang. Seakan berada dalam posisi aman, hanya karna berpegangan dengan satu konsep, sementara ia mengabaikan relasi keniscayaannya.


'Lahir' dan 'batin' bukanlah dimensi gradasi atau posisi opini, melainkan keniscayaan yang seharusnya berjalan beriringan. Sebagian orang memahaminya hanya sebatas spektrum kualitas tanpa batasan kewajaran.

Kesalahan pandangan mengenai 'lahir' dan 'batin' meniscayakan refleksi ide yang tidak bermuara pada asas logika. Menggerus norma serta membunuh estetika.

'Untuk apa menutupi 'lahir' dengan hijab, kalo 'batin'nya masi buruk? Ga penting hijabin badan, hati yang penting'

'Saya sih ga peduli orang mau bilang apa, saya punya gaya hidup sendiri, manusia kan yang penting hatinya'.

Dua kalimat di atas adalah refleksi ide yang muncul karna gagal memahami relasi antara 'lahir' dan 'batin'.

Relasi antara 'lahir' dan 'batin' adalah keniscayaan. Mengabaikan salah satunya adalah menenggelamkan keduanya sampai dasar lautan nir makna.

Ciiiiaaaaaaao!

Sebarkan