Keburukan Berpahala

Mulai ditemukan beberapa kata yang mampu mengubah sesuatu yang buruk menjadi baik bahkan berpahala, seperti ucapan 'Alhamdulillah' untuk mengawali pamer kekayaan.

'Alhamdulillah saya sudah beli Apartement di Michigan'.
'Alhamdulillah anak saya yg di Ziboti uda beli 2 pesawat perang'


Dengan diawali 'Alhamdulillah' semua pamer bisa keliatan kherrrrrr, sombong keliatan mulia.


Bahkan anda bisa menghina, menggunjing dan memfitnah orang malah dapat pahala peduli dan menghindarkan orang dari bencana. Inilah firnah bersyariat, gibah rasa khilafah, juga menggunjing sesuai dengan Sunnah.

'Saya tidak bermaksud menghina, yang saya tahu lho ya, supaya hati-hati aja sih. Orang itu pura-pura baik, pura-pura sopan, ati-ati lho ya. Bisa ketipu nanti'.

'Buk tau ga?, tetangga kita itu lho. Saya ga niat ngomongin orang, cuma kesian sama kamu aja biar ga kepengaruh, dia kan nikahin anaknya orang padahal belom kerja, saya si ga ngurus sebenernya, tapi kesianan aja bu'.

Adalagi, pelit justru menunjukkan keikhlasan.

'Saya bukan bermaksud tidak mau nyumbang, tapi saya tidak mau ria. Karna itu saya tidak mau nyumbang'.

'Saya mungkin akan nyumbang, tapi saya nunggu sampai ria saya hilang'.

Enak kan? Sudah ga nyumbang, dapat pahala pula.

Bahkan dizaman ini, munafik bisa berarti orang yang memegang konsisten terhadap ajaran agamanya, seperti menutup aurat, atau pakai jilbap.

'Dari pada tubuh saya berjilbab tapi hati saya tidak berjilbab, lebih baik saya menjilbapi hati saya'.

Dengan ini, orang yang munafik adalah orang yang menutupi auratnya dihadapan yang non muhrim.

Bagi para perempuan, mari buka aurat kalian supaya tidak dianggap munafik. Lawan dari munafik adalah mukmin, karna itu, makin hot dan seksi makin mukmin. Kalo telanjang? Itu sudah tidak ada satu titik kemunafikan-pun dalam dirinya, setiap anggota tubuh yang terlihat memiliki nilai keimanan tersendiri, tergantung pengaruh vibrasinya bagi yang melihatnya.

Alhasil, agama itu enak asal kita bisa memodusinya.

Ciaaaaaaao!

Sebarkan