Semuanya Salah Tuhan
Mungkin tuk
kesekian kalinya kumencoba tuk mengeluh karena tak kutemukan jalan Tuhan.
Akhir-akhir ini banyak sekali masalah hidup yang harus kuterima dan
kuselesaikan, dari masalah rumah, sekolah, sahabat dan cinta. Tapi tetap,
masalah terbesar bagiku adalah, ketika teringat Tuhan dan muncul satu masalah
dalam benak yang mempertanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan Tuhan tanpa
bisa kuatasi dengan berfikir.
Gundah kurasa
sangat deras, karena setiap kali kumerenung, yang kudapat hanya seputar
asumsi-asumsi aneh tentang Tuhan tanpa ada solusi sebagai penawar. Apakah ini
memang yang diinginkan Tuhan?. Jika benar, tetapkanlah keadaan kalbu layaknya
tadi, akan tetapi jika salah, tolong berikan jalan keluarmu Tuhan!. Sahabat
datang kerumahku tuk mengajak bersenang-senang di kolam ikan belakang taman
bunga, akan tetapi hati menolak keras. Semakin hari kujalani, kudapati masalah yang bertumbuh besar laksana dewa
yang bersiap-siap tuk mencengkram musuhnya. Tapi tetap kutak bisa lupakan
Tuhan, yang menjadi sumber inspirasi dalam hidup yang memberikan harapan
dahsyat tuk menyongsong masa depan. Hati memaksa diri tuk katakan pada Tuhan
tentang yang satu ini. Ku yakini kubukanlah monster yang sangat kuat atau raja
singa yang berkuasa atas raga di rimba yang belantara, apalagi Tuhan yang tak
ada satupun selainnya untuk menang.
“Tuhan”, mengapa tidak sejak awal kau
memberikan pilihan padaku tuk menjalani hidup yang aneh seperti ini, kau
tetapkan aku dalam dunia yang kejam dan ku tak faham maksud aslimu dengan ini.
Kuyakini maksud baikmu, tapi diri ini gundah tuk hadapi masalah yang
menghadang, ditambah lagi menjalankan
kewajibanku sebagai hamba.
“Ada dua pilihan untukmu, apakah kau ingin
hidup di dunia atau tetap dalam ketiadaan?”. Andai saja kata-kata seperti itu
keluar dari mulut Tuhan sebelum ditetapkannya manusia di alam ini, kan kujawab
“Tetapkan aku sebagai ketiadaan, karena kutak mampu tuk jalani semua”. Masih ku
tak habis pikir dengan Tuhan, yang menetapkan manusia di dunia, tanpa melakukan
perjanjian sadar terlebih dahulu, lalu senantiasa menyiksa hambanya yang
takbisa jalankan perintahnya dan jauhi larangannya.
Dalam hal ini,
kutak temukan keadilan Tuhan, tapi kutemukan rahmatnya. Mungkin kelak kukan protes pada Tuhan jika diijinkan,
akan kukatakan padanya “kau tidak adil, kau tak berikan aku pilihan sebelumnnya
tuk jalani dua jalur, kehidupan atau ketiadaan, untukku ketiadaan bukanlah hal
yang hina, karena tak akan ada ocehan-ocehan konyol dari mulut-mulut kotor makhlukmu wahai
Tuhan”. Tapi saat ini dan mudah-mudahan seterusnya ku percaya dan kuyakini,
bahwa Tuhan menghendaki kita sukses dan senantiasa menolong makhluknya yang
gagal dalam misi hidup di dunia, karena memang tidak ada pemberitahuan atau hak
pilih atas manusia sebelumnya.
@nia_alatas
BalasHapus"Jujur pd saat gw bc blog ini,ga sengaja kluar bbrp butir tetesan air mata! :') "sbnrnya ini adalah pertanyaan smua makhluknya! salahnya mreka hanya bisa bertanya Tanpa mengetahui akan sbuah prnyataan yaitu bahwa Tuhan menghendaki kita sukses dan senantiasa menolong makhluknya yang gagal dalam menjalani misi hidup di dunia,melalui RAHMATNYA *arohmanarohim*