Kesempatan itu berlangsung tanpa disadari, aku tertawa melihatnya tuk
yang kesekian kali, aku senang merasa terhibur bila senyumnya terarah
kepadaku, dan aku merasa gundah apabila wajahnya tiada dalam hadapku.
Memang ini bukan cinta yang sesungguhnya karena aku bukan pahlawan dan
bukan juga pangeran tampan.
Cerita dalam beberapa anekdot
lampau mengisahkan para pejuang cinta yang lelah untuk sampai pada
kekasih, tapi kali semuanya berbeda, zaman telah berubah dan semua
terjadi begitu instan. Harapan sudah datang sejak kemarin, ketulusan
sudah akan di kuatkan oleh semburan semangat dari bayang-bayangnya, dan
pengorbanan sepertinya akan teraktualkan lagi.
“Orang yang
dihidup mewah dan dimanja, tidak akan sampai kepada kekasih. Cinta
adalah jalan orang-orang yang sabar dan tabah menghadapi segala
rintangan dan cobaan”. Memang berat hidup dengan pengorbanan dan
kesetiaan, karena semua terasa tak berarti dalam pandangannya. Kali ini
aku berdoa karena sedikit rasa sedih telah merekah dalam hati, dan tidak
ada lagi kekuatan untukku tuk melepaskan semua kerinduan ini.
“Dalam gelapku berharap
Ada segelintir cahaya walau redup
Kali ini kau berarti dan Mahal
Walau semua tak dapat terungkap.
Apabila kau pergi tuk jauh
Dan merasa sulit
Tengoklah kebelakang karena aku ada”
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
@nia_alatas
BalasHapus"Ini sebuah serangkaian syair yang Indah :)"