Seorang pemuda berpakaian layaknya seorang darwis, disegani dan
memang sangat berwibawa pembawaannya. Kenangan tuhan dalam hidupnya
sangat menginspirasinya. Disuatu perjalanan menuju kota seberang dia
menemukan seorang lelaki tua yang sedang sibuk menyembah berhala tua
yang diyakininya sebagai tuhan, lalu pemuda berkata.
“Apa yang kau lakukan wahai lelaki tua?. Apakah itu tuhan yang kau sembah setiap harimu?”.
“ya, betul sekali”.
“kau salah faham dalam menafsirkan tuhan, tuhan yang sebenarnya
adalah yang menciptakan alam raya ini, yang tidak terikat tempat dan
waktu, yang maha pengasih lagi maha penyayang, dan maha mengerti akan
keperluan makhluknya”
Lalu lelaki tua itu tertawa dan bertanya kepada pemuda itu
“Apa yang kau lakukan disini?, apakah kau melakukan perjalanan cukup jauh hanya untuk menasehatiku?”
“tidak, aku berniat melakukan perniagaan”
Sambil menahan tawa lelaki tua berkata.
“wahai pemuda, sepertinya kali ini tuhanku lebih pemurah dibanding
tuhanmu, kalau kau mengatakan, tuhanmulah yang yang maha pemberi sesuatu
dan mengerti akan keperluan makhluknya, apakah tuhanmu tidak bisa
memberikan rezeki kepadamu di kota tempat tinggalmu, sampai-sampai kau
harus menuju daerah ku?, sepertinya kau membutuhkan tuhanku, layaknya
aku yang tidak perlu berjalan jauh”.
Pemuda itu langsung pergi meninggalkan lelaki tua itu dan hanya berbisik dalam hati “lakum dinnukum waliyadin”.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 Sanggahan:
Posting Komentar