Agama Imaginal

Sosial media adalah wadah imagi yang penuh dengan sesuatu-sesuatu, bahkan yang tidak ada didunia nyata, menjadi eksis dan sangat penting disini. Karna sosial media merupakan bagian kecil dari institusi media, otomatis harus menjadi pendukung visi utama sang pemilik institusi.

Sebagian besar pengguna sosial media, sadar atau tidak sadar telah menjadi congor yang selalu terbuka untuk menyantap bangkai berita apapun dan menjadi alat pengais opini serta terkungkung dalam lingkaran issue yang dominan.

Berita apapun dapat dishare, opini apapun dapat diangkat, bangkai apapun memiliki penikmat setia yang selalu siap menyantap hidangan sebusuk apapun baunya, dan jenis apapun bangkainya. Dari mulai bangkai povokasi politik sampai bangkai issue perpecahan agama.

Sedikit yang sadar, banyak yang terjerumus. Sebagian kecil dari mereka menjadi bijakawan real dan mapan dalam berfikir, sebagian besar justru menjadi anjing, serigala, kecoa, katak, lalat dan anggota resmi kebun binatang lainnya.

Sebagian orang menyusun cara pandangnya melalui berita yang ditemukan di dunia maya, dan meyakini itu sebagai kebenaran mutlak, sebagian lain menyusun akidahnya dari meme-meme berkonten celaan kepada keyakinan agama lain, ada juga yang memantapkan akidahnya dari penokohan kepada satu orang yang bisa jadi hanya alat propaganda politik atau hanya sebatas ustad kagetan.

Jadi dasar agamanya adalah kebencian yang sepaket dengan keterbelakangan nalar, karna dasar agamanya adalah kebencian tentu ketika dia mendengar ajaran yang menawarkan konsep kemapanan berfikir serta pendidikan karakter, akan langsung ditolak, itu paling baik.

Yang paling banyak adalah yang menghina dan mengeluarkan syair-syair caci maki dengan bahasa yang sulit ditemukan dalam literatur peradaban modern. Inilah alam yang paling menyejukkan untuk Agamawan Imagi, tempat paling aman dan murah untuk memproduksi fitnah, karna tidak perlu bayar kontrakan dan tidak kena pajak usaha.

Sebarkan