Seseorang yang tidak mampu menghadirkan dirinya dalam dunia nyata
akan menghadirkan dirinya dengan kedok menawan dihadapan orang yang tak
mengenalnya didunia imaginal.
Ia begitu pandai mengomentari semua
fenomena yang muncul dihadapannya, menyikapi semua peristiwa yang
terjadi, lugas mengkritisi, seakan tulisannya adalah keputusan dari
langit. Para pembeo, orang-orang yang tidak memiliki kemampuan menulis
dan menganalisa serta tak mampu memahami sesuatu secara rasional, tergagap-gagap oleh atraksi kata yang nir makna, sulap retorika yang tujuannya hanya satu: pemberhalaan satu sosok.
Apapun tulisannya, bertujuan untuk menggiring semua para pembeo yang
tenggelam didalam kekaguman, kehilangan daya kritis untuk ikut dalam
ritual satu sosok yang relatif, bisa benar bisa salah, bisa korupsi bisa
juga tidak, bisa jujur bisa culas.
Tapi, ketika orang hendak
mengkritisinya, ia mulai risau, ketika orang mempertanyakan tendensi
dari tulisannya ia mulai galau, mulai kehabisan kata, meratapi jumlah
like yang makin hari makin berkurang.
Inilah seleb fesbuk. Sosok
yang paling perlu dikasihani karna ia hanya hidup dalam screen,
superior saat bandwidth masi mencukupi dan wifi disevel masi bisa
ditumpangi.