Perjalanan panjang seorang Narsea sama sekali tidak merubah
pemikirannnya akan ketampanan dirinya yang terus terbayang dalam
benaknya. Suatu ketika Narsea sedang mengembala di sebuah hutan bersama
adiknya, ditengah perjalanan hutan dia melihat seekor rusa emas yang
istimewa yang sangat menawan hatinya, yang menyebabkan Narsea lupa akan
tujuannya untuk mengembala di hutan. Ketika ia hendak mengejar sang
rusa, adiknya berteriak “Narsea, apa yang kau lakukan akan sia-sia
karena rusa itu sangat lincah dan tak sembarangan orang bisa
menangkapnya”.
Narsea bukanlah seorang pemuda yang pantang menyerah,ia terus
berusaha mengejar sampai-sampai kudanya terjatuh dan menyungkur tanah.
Ketika ia hendak bangun untuk melanjutkan pengejarannya dia merasakann
dahaga yang menggangu misinya. Narsea menghampiri sungai yang dimana air
didalamnya sangat bening dan permukaannya tenang. Ketika ia hendak
mengambil air tersebut, dia melihat sesosok pemuda tampan yang
membuatnya berhenti sejenak untuk memuji pemuda yang dia saksikan
langsung di permukaan air. Narsea membatalkan niat intuk mengambil air
karena dia berpikir bahwa pemuda yang dia saksikan di permukaan air akan
hancur karena terkena sentuhan tangannya.
Sesungguhnya Tuhanlah yang pantas melakukan hal seperti ini karena
dialah yang maha indah lagi maha terpuji dan mungkin Narsea lupa bahwa
Tuhan mampu untuk menghentikan air yang goyang karena sentuhan tangannya
.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 Sanggahan:
Posting Komentar