JUDUL BUKU : Beragama dengan Akal Sehat
PENULIS : Agus Mustofa
PENERBIT : PADMA Press
CETAKAN : Desember 2008
TEBAL : 271 Halaman
Peresensi : Husein Al-Muhdor*
“Dantidak dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang
menggunakan akal(QS.2.64)”, inilah potongan ayat yang terpampang di
bagian cover depan pada buku yang berjudul “BERAGAMA dengan Akal Sehat”
karya Bapak Agus Mustofa. Beliau lahir di Malang, 16 Agustus 1963.
Tahun 1982 ia meninggalkan kota Malang dan menuntut ilmu di Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Nuklir, Universitas Gajahmada, Yogyakarta. Selama
kuliah itulah Agus Mustofa banyak bersinggungan dengan ilmuan-ilmuan
islam yang berfikiran modern. Perpaduan antara ilmu tasawuf dengan sains
itu telah menghasilkan tipikal pemikiran yang unik pada dirinya yang
disebut sebagai “Tasawuf Modern”.
Buku terbaru karya beliau yang berjudul “BERAGAMA dengan Akal Sehat
adalah salah satu karyanya yang begitu sensasional yang bisa merubah
daya pikir seseorang yang bersifat egoisme menjadi sosialisme dengan
kadar rasionalisme. Pembahasan dalam buku ini sangat lengkap, menarik
dan modern serta menjadi bahan baru bagi para pencinta kebenaran sebagai
satu pembuktian bahwa Agama Islam adalah suatu yang FITRAH, walaupun
demikian harus dinalari dengan Akal sebagai tolak ukurnya.
Pada bagian awal buku ini membahas masalah Dogmatisme atau pemaksaan
dalam beragama. Islam adalah agama yang Fitrah dan tidak ada paksaan
sedikitpun didalamnnya dan disajikan lengkap berdasarkan ayat-ayat
Al-quran dan rasio. Pada semua pembahasan penulis selalu memberikan
dalil-dalil yang begitu lengkap dari segi ayat maupun akal. Adapun
masalah lainnya seperti, Fanatisme Tokoh adalah salah satu masalah yang
dihadapi umat Islam saat ini, pengultusan tokoh dan guru telah mengulut
fanatisme yang berlebihan sehingga masing-masing individu atau kelompok
menganggap bahwa dirinya yang paling benar dan menutup telinga dari
kebenaran apapun yang datang dari individu atau kelompok lain. Sungguh
ini adalah Dogma yang dipaksakan dan sudah menjadi semacam indoktrinasi.
Justru Allah memerintahkan kita untuk mengambil segala kebenaran dari
segala sumbe
Ada yang berpendapat semua umat pendahulu lebih baik dari umat saat
ini, sebenarnya “tidak”, akan tetapi zaman ketika Rosul masih hidup
memang jauh lebih baik dari zaman setelahnya. Pembahasan ini membangun
semangat kita semua bahwa semua orang memiliki potensi yang besar demi
menjadi umat yang baik, bahkan yang terbaik. Di dalam buku ini juga di
muat diskusi tentang “Milik siapa Kebenaran itu”. Penulis menyatakan
bahwa kebenaran dipandang sebelah mata bahkan kebanyakan orang menilai
kebenaran yang hakiki adalah kehendak manusia sendiri.
Sudah 250 tahun terakhir dunia internasional telah memiliki ideologi
bernama Liberalisme. Trend yang begitu meluas yang pada saat ini telah
menguasai segala aspek kehidupan, termasuk sector-sektor Ekonomi,
Pendidikan, Sosial bahkan Budaya. Liberalisme adalah suatu faham yang
menggunakan prinsip bahwa kepentingan pribadi lebih penting dari
kepentingan umum. Penulis selalu berupaya utuk memurnikan ajaran islam
yang sesungguhnya dari Liberalisme-Kapitalisme ataupun dari faktor lain
yang bisa merusak kemurniannya.
Dalam buku ini juga penulis menyangkal berbagai pernyataan orang
atheis yang menganggap agama adalah racun dunia dengan dalih, bahwa
Negara-negara yang mayoritas didalamnnya adalah pemeluk agama malah
mengalami masalah yang bermacam-macam. Penulis menyangkal pernyataan
ini dengan mengatakan ini adalah penggeneralisasian terhadap agama,
sedangkan berapa banyak orang yang memeluk agama menjadi mulia karna
menjalankan perintah agamanya.
Penulis selalu berpesan bahwa dalam pencarian kebenaran kita harus
menggunakan akal begitu juga dalam beragama. Kita harus memiliki
kecerdasan tinggi dan menggunakan akal secara maksimal. Orang-orang yang
tidak menggunakan akalnya dalam beragama, mereka dijamin tidak dapat
mengambil pelajaran dari firman-firman Allah. Karena itu tidak heran
kalau para rosul dan malaikat digambarkan sebagai eksistensi yang
berakal kuat dan berkecerdasan tinggi.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 Sanggahan:
Posting Komentar